Halusinasi Part 1

Apa kabar, KawanBlog.....? udah lama nih kami gak nongol2 lagi..... hehehhee maklum lagi "Busy Hour" nih, hehehehehe......

Oh, ya, sebenernya tema yang bakalan kami ungkapkan tuh saran dari temen, dan seharusnya tema ini punya dia, tapi pas lagi ngobrol2 gitu sama temen kami, dia nyaranin kami berdua buat nge posting ni tema, hehehehhe, (tank kayu, sob....).

nah..... KawanBlog pernah atau malah selalu mendengar tentang apa itu halusinasi, mungkin kamu pernah ngerasain, ngalamin, dll dsb (dan lupa lagi, dan saya bingung), iya, kan..... . Nah, kalo kata Fortinash, halusinasi itu ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang ada (Fortinash,1995). lain lagi nih, menurut Mbak Sheila L Videbeck, halusinasi itu Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada (Sheila L Videbeck, 2000).

Jikalau begitu, halusinasi adalah persepsi yang timbul tanpa stimulus eksternal serta tanpa melibatkan sumber dari luar yang meliputi semua system panca indra.
Nah loh, apaan tuh stimulus eksternal?! . Ok deh, kita jelasin atu2, sabar ya..... hehehehehe. Nah, stimulus ntu dalam psikologi adalah bagian dari respon stimuli yang berhubunngan dengan kelakuan. Sedangkan dalam fisiologi, stimulus adalah perubahan lingkungan internal atau eksternal yang dapat diketahui. Ketika stimulis dimasukan kedalam reseptor sensoris, stimulus akan memengaruhi refleks melalui transduksi stimulus. nah, nah, nah, makin bingung ya kayaknya....... sama sih sebenarnya kami juga bingung, hihihihihi (serem amat ketawanya....). gini deh intinya, stimulus eksternal ntu suatu keadaan manusia yang berhubungan dengan kelakuan dan perubahan lingkungan eksternal yang secara sadar atau tidak dapat diketahui. haduuuuh, kayaknya jadi tambah bingung, ya......?? ya udah deh pokoknya intinya gitu deh, hehehehehe, lanjuuuuuuut....

Faktor predisposisi dari halusinasi menuruut Stuart & Laraia (1998) adalah aspek biologis, psikologis, genetik, sosial dan biokimia (nah, loh apaan lagi, tuh....). Dari predisposisi tersebut pada klien Ny. Y yang dominan adalah faktor sosial karena klien menikah dalam usia muda (waaaaaw)(belum siap fisik dan psikis)dan orang tua klien bercerai(ooooooh) pada saat klien berusia 11 tahun dan faktor psikologis dimana klien mempunyai kepribadian tertutup(kayaknya kami pernah liat orang yang kayak gini). Jika tugas perkembangan terlambat atau hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress atau kecemasan(dan yang lebih parahnya, yaitu gila...). Beberapa faktor di masyarakat dapat membuat seseorang terisolasi dan kesepian (tuh, bener kan, kayaknya pernah ketemu ma ni orang...) sehingga menyebabkan kurangnya rangsangan(waduh, ngomongin rangsangan...... jadinya, gimana gitu....hehehehehe) dari eksternal. Stress yang menggangggu sistem metabolisme tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang bersifat halusinogen(kirain mengeluarkan bau yang tak lazim dan diluar nalar manusia......(kentut, maksudnya, hehehe..... ngomong apaan sih)).

Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (1998) adalah stresor sosial dimana stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadinya penurunan stabilitas, keluarga, perpisahan dari orang yang sangat penting atau diasingkan oleh kelompok/masyarakat; faktor biokimia dapat meyebabkan partisipasi klien berinteraksi dengan kelompok kurang, suasana yang terisolasi (sepi) sehingga dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang mengeluarkan halusinogenik; faktor psikologis yang juga akan meningkatkan intensitas kecemasan yang berkepanjangan disertai terbatasnya kemampuan dalam memecahkan masalah mungkin akan mulai berkembangnya perubahan sensori persepsi klien, biasanya hal ini untuk pengembangan koping (kami kira toping.....) menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan diganti dengan khayalan yang menyenangkan (khayalan....?! ngekhayalin apa hayooooh...).

Menurut Towsend & Mary (1995), tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai berikut:

1. Berbicara, senyum dan tertawa sendirian.(ini sih bukan halusinasi..... tapi GILLAAA, klo ketawa sendirian kayaknya tu orang lagi ngehayalin sesuatu yanglucu2 deh, kami jadi pengen tau tu orang ngehayalian apaan.....)

2. Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap dan merasa sesuatu yang tidak nyata.( maap banget nih, yang ini kayaknya nyata, coz lagi mules nih , maap banget gak tahan, jadinya curi strat duluan deh, padahal belom dikasih aba2, hehehehe)

3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.(waah, ni gak bener nih, parah, parah....)

4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal tidak nyata, serta tidak mampu melakukan asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi, berganti pakaian dan berhias yang rapi.(kalo kami bertiga sih bisa ngebedain..... misalnya cewe, mana cewe asli mana cewe jadi2an, hehehhe, maklum kan dua-duanya, chasingnya beda jauh.....)

5. Sikap curiga,(Raven&Rival :(memandang dengan saling curiga tentang persoalan siapa yang ngambil kue getuk yang ada di meja tadi pagi) bermusuhan (kalo kami gak bermusuhan kok, hehehehe cuman ber-bukan temenan....) , menarik diri,(apa yang ditarik?!) sulit membuat keputusan,(ehhhhmm, gw banget (mode alay: oon)) ketakutan,(ooooh, i'm scared.....!) mudah tersinggung,(tersungging kali....) jengkel ,(jeng kellin kayaknya...) mudah marah,(mudah merah pipinya...... ciiieee, yang malu tersapu-sapu ni yeee) ekspresi wajah tegang,( kalo di emoticon gimana nulisnya.....? o.Oa) pembicaraan kacau dan tidak masuk akal, banyak keringat.( keringetan berarti tu orang lagi nahan "something heavy" atawa abis olahraga kali....)

Ok deh, KawanBlog.... berikut ini beberapa tipe dari halusinasi menurut Cancro & Lehman, 2000:

1. Halusinasi Pendengaran

Mendengar suara-suara, sering mendengar suara-suara orang berbicara atau membicarakannya, suara-suara tersebut biasanya familiar. Halusinasi ini paling sering dialami klien dibandingkan dengan halusinasi yang lain.
(kalo yang ini kami juga sering...... tiap malem di atep rumah ada aja suara KDRT)

2. Halusinasi Penglihatan

Melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada, seperti cahaya atau seseorang yang telah mati.
(waduh, serem amat nih yang ini.......)

3. Halusinasi Penciuman

Mencium bau-bau padahal di tempat tersebut tidak ada bau. Tipe ini sering ditemukan pada klien dengan dimensia seizure atau mengalami gangguan cerebrovaskuler.
(itu kayaknya bau kentut orang2 yang telah mati karena mencium bau kentut orang2 yang telah mati.......)

4. Halusinasi Sentuhan

Perasaan nyeri, nikmat atau tidak nyaman padahal stimulus itu tidak ada.
(sentuhan...... pengen dong disentuh2, hhehehehhehe pisss bang, bcanda, just kidnapping....)

5. Halusinasi Pengecapan

Termasuk rasa yang tidak hilang pada mulut, perasaan adanya rasa makanan dan berbagai zat lainnya yang dirasakan oleh indra pengecapan klien.
(ntu tandanya orang tu belom sikat gigi........ hiiii jorok.....)

Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang terdiri dari:

1. Fase Pertama

Klien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan stress dan kecemasannya. Tapi hal ini bersifat sementara, jika kecemasan datang klien dapat mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya namun intesitas persepsi meningkat.(tenang, kawan..... aku akan pergi untuk kembali.....)

2. Fase Kedua

Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal, individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi menonjol, gambarn suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan(syaiton....?!) yang jelas. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.

3. Fase Ketiga

Halusinasi lebih menonjol(apaan yang me "nonjol".....?!), menguasai dan mengontrol(hampir nih lidah keserimpet.......). Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi kesenangan dan rasa aman sementara.

4. Fase Keempat

Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya. Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah, memarahi(hayooo, loh.... dimarahin kan....). Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya. Klien hidup dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung secara singkat atau bahkan selamanya.(dari tadi ngomongnya klien mulu...... ntar lama2 jadi alien lagi..... jebroot)

nah, KawanBlog...... segitu dlu yah, nanti disambung lagi dengan cara mengatasi dan pendapat orang2tentang halusinasi(People judge..... kaya di hitam putih aja....).

(RL & RD)

0 komentar:

Posting Komentar

Galeri Videoku

ViViD ~Mugen no Kanata~
Silakan dilihat-lihat..... semoga harimu menyenangkan...! (^^)